Sejarah Natal
Chritmas diartikan sebagai hari kelahiran Yesus, yang dirayakan oleh
hampir semua orang Kristen didunia, berasal dari ajaran Gereja Katolik
Roma. Padahal ajaran tersebut tidak terdapat dalam Alkitab dan Yesus-pun
tidak pernah memerintahkan kepada murid-muridnya untuk
menyelenggarakannya.
Perayaan yang masuk kedalam ajaran Gereja Katolik Roma pada abad ke
empat ini, berasal dari upacara adat masyarakat penyembah berhala.
Perayaan Natal yang diselenggarakan diseluruh dunia ini samasekali tidak
mempunyai dasar dari Alkitab.
Menurut penjelasan di dalam Catholic Encyclopedia edisi 1911, yang berjudul “Christmas”, ditemukan kata-kata yang berbunyi sebagai berikut :
“Christmas was not among the earliest festivals of church, the
first evidence of the feast is from Egypt. Pagan custom centering around
the January calends gravitated to christmas. “
“Natal bukanlah upacara gereja yang pertama, melainkan ia
diyakini berasal dari Mesir. Perayaan yang diselenggarakan oleh para
penyembah berhala & jatuh pada bulan Januari ini, kemudian dijadikan
hari kelahiran Yesus.”
Masih dalam Encyclopedi itu juga dengan judul “Natal Day” bapak Katolik pertama mengakui bahwa :
“In the Scnptures, no one is recorded to have kept a feast or
held a great banquet on his birthday. It is only sinners (like Pharaoh
and Herold) who make great rejoicings over the day in which they were
born into the world. “
“Didalam Kitab Suci, tidak seorangpun yang mengadakan upacara
atau menyelenggarakan perayaan untuk merayakan hari kelahiran Yesus.
Hanya orang-orang kafir saja (seperti Firaun dan Herodes) yang berpesta
pora merayakan hari kelahirannya ke dunia ini.”
Natal Menurut Encyclopedia Americana Tahun 1944
“Christmas…it was according to many authorities, not celebrated
in ihe first centuries of the Christian church, as the Christian usage
in gene.ral was to celebrate the death of remarkable persons rather than
their birth… ” (The “Communion”, which is instituted by New Testament
Bible authority, is a memorial of the death of Christ.) “A feast was
established in memory of this even (Christ’s birth) in the fourth
century. In the fifth century the Westem Church ordered it fo be
celebrated forever on the day of the old Roman feast of the birth of
Sol, as no certain knowledge of the day of Christ’s birth existed.
“Menurut para ahli, pada abad-abad permulaan, Natal tidak
pernah dirayakan oleh umat Kristen. Pada umumnya, umat Kristen hanya
merayakan hari kematian orang-orang terkemuka saja, dan tidak pernah
merayakan hari kelahiran orang tersebut.” (“Perjamuan ci” yang termaktub
dalam Kitab Perjanjian Baru, hanyalah untuk mengenang kematian Yesus
Kristus.) “Perayaan Natal yang dianggap sebagai hari kelahiran Yesus,
mulai diresmikan pada abad ke empat Masehi. Pada abad kelima, Gereja Barat memerintahkan kepada umat Kristen untuk merayakan hari kelahiran Yesus, yang diambil dari hari pesta bangsa Roma yang merayakan hari “Kelahiran Dewa Matahari”. Sebab tidak seorangpun yang mengetahui hari kelahiran Yesus.”
Asal usul Natal
Natal berasal dari kepercayaan pen-yembah berhala yang dianut oleh
masyarakat Babilonia kuno dibawah raja Nimrod (cucunya Ham, anak nabi
Nuh). Nimrod inilah orang pertama yang mendirikan menara Babel,
membangun kota Babilonia, Niniweah dll, serta kerajaan di dunia dengan
sistem kehidupan, ekonomi dan dasar-dasar pemerintahan. Nimrod ini
adalah seorang pembangkang Tuhan. Jumlah kejahatannya amat banyak,
diantaranya dia mengawini ibu kandungnya sendiri Semiramis.
Setelah Nimrod meninggal, ibunya yang merangkap istrinya menyebarkan
ajaran Nimrod bahwa roh Nimrod tetap hidup selamanya walaupun jasadnya
telah mati. Adanya pohon Evergreen yang tumbuh diatas sebatang pohon
kavu yang telah mati, ditafsirkan oleh Semiramis sebagai bukti kehidupan
baru bagi Nimrod. Untuk mengenang hari kelahiran Nimrod setiap tanggal
25 Desember, Semiramis menggantungkan bingkisan pada ranting-ranting
pohon itu sebagai peringatan hari kelahiran Nimrod. Inilah asal usul
Pohon Natal. Melalui pemujaan kepada Nimrod, akhirnya Nimrod dianggap
sebagai “Anak Suci dari Surga’. Dari perjalanan sejarah dan pergantian
generasi ke generasi dari masakemasa dan dari satu bangsa ke bangsa
lainnya, akhirnya penyembahan terhadap berhala Babilonia ini berubah
menjadi Mesias Palsu, yaitu berupa Dewa Baal, anak Dewa Matahari.
Kepercayaan orang-orang Babilonia yang menyembah kepada “Ibu dan
anak” (Semiramis dan Nimrod yang lahir kembali), menyebar luas dari
Babilonia ke berbagai bangsa di dunia dengan cara dan bentuk
berbeda-beda, sesuai dengan bahasa di negara-negara tersebut. Di Mesir
dewa-dewi tersebut bernama Isis dan Osiris. Di Asia bernama Cybele dan
Deoius.
Di Roma bernama Fortuna dan Yupiter, juga di negara-negara lain
seperti di China, Jepang, Tibet bisa ditemukan adat pemujaan terhadap
dewi Madona, jauh sebelum Yesus dilahirkan.
Pada abad ke 4 dan ke 5 Masehi, ketika dunia pagan Romawi menerima
agama baru yang disebut “Kristen”, mereka telah mempunyai kepercayaan
dan kebiasaan pemujaan terhadap dewi Madonna jauh sebelum Kristen lahir.
Natal adalah acara ritual yang berasal dari Babilonia kuno yang saat
itu puluhan abad yang lalu, belum mengenal agama yang benar, dan
akhirnya terwariskan sampai sekarang ini. Di Mesir, jauh sebelum Yesus
dilahirkan, setiap tahun mereka merayakan kelahiran anak Dewi Isis (Dewi
langit) yang mereka percaya lahir pada tanggal 25 Desember.
Para murid Yesus dan orang-orang Kristen yang hidup pada abad
pertama, tidak pernah sekalipun mereka merayakan Natal sebagai hari
kelahiran Yesus pada tanggal 25 Desember. Dalam Alkitab/Bible, tidak
ditemukan walau satu ayatpun Tuhan/ Allah maupun Yesus yang
memerintahkan untuk merayakan Natal, sebab perayaan setiap tanggal 25
Desember, adalah perayaan agama Paganis (penyembah berhala) yang
dilestarikan oleh umat Kristiani.
Upacara Natal adalah berasal dari ajaran Semiramis istri Nimrod, yang
kemudian di lestarikan oleh para penyembah berhala secara turun temurun
hingga sekarang ini dengan wajah baru yang disebut Kristen.
Sinterklas
Sinterklas atau Santa Claus sebenarnya bukan ajaran yang berasal dari
penganut paganisme (penyembah berhala) maupun Alkitab. Sinterklas
adalah ciptaan seorang Pastur yang bernama “Santo Nicolas” yang hidup pada abad ke empat Masehi. Menurut Encyclopedia Britannica halaman 648-649 edisi kesebelas, disebutkan :
“St Nicholas, bishop of Myra, a saint honored by the Greek and
Latins on the 6th of December…a Legend of his surreptitious bestowal bf
dowries on the three daughters of an impoverished citizen…is said to
have originated the old custom of giving present in secret on the Eve of
St. Nicholas (Dec 6), subsequently transferred to Christmas day. Hence
the association of Christmas with Santa Claus.”
“St. Nicholas, adalah seorang pastur di Myra yang amat
diagung-agungkan oleh orang-orang Yunani dan Latin setiap tgl 6
Desember. Legenda ini berawal dari kebiasaannya yang suka memberikan
hadiah secara sembunyi-sembunyi kepada tiga orang anak wanita miskin.
untuk melestarikan kebiasaan lama dengan memberikan hadiah secara
tersembunyi itu digabungkan ke dalam malam Natal. Akhirnya terkaitlah
antara hari Natal dan Sabta Claus..”
Sinterklas Mengajarkan Kebohongan
Dalam ajaran agama manupun, semua orang tua melarang anaknya
berbohong. Tetapi menjelang Natal, banyak orang tua yang membohongi
anaknya dengan cerita tentang Sinterklas yang memberikan hadiah Natal
ketika mereka tidur. Begitu anak-anak mereka bangun pagi, didalam sepatu
atau kaos kaki mereka yang digantungkan didepan pintu rumah, telah
berisi berbagai permen dan hadiah lainnya. Oleh sebab itu Sinterklas
merupakan pembohongan yang dilakukan oleh setan yang menyamar sebagai
manusia.
“Hal itu tidak usah mengherankan, sebab Iblis pun
menyamar sebagai malaikat Terang. Jadi bukanlah suatu hal yang ganjil,
jika pelayan-pelayannya menyamar sebagai pelayan-pelayan kebenaran.
Kesudahan mereka akan setimpal dengan perbuatan mereka.”(2 Kor 11:14-15)
Pohon Terang
Pohon Terang atau Pohon Natal, samasekali tidak pernah dianjurkan
oleh Tuhan maupun Yesus untuk mengadakan atau merayakannya. Itu semua
diadopsi dari ajaran agama pagan (kafir kuno). Pohon itu sendiri disebut
dengan istilah “Mistleto” yang biasanya dipakai pada perayaan musim panas, sebagai persembahan suci kepada matahari.
Menurut Frederick J. Haskins dalam bukunya Answers to Questions disebutkan:
“The use of Christmas wreaths is believed by outhorities to be traceable to the pagan customs of decorating
buildings and places of worship at the feast which took place at the
same times as Christmas. The Christmas tree is from Egypt, and its
origin date from a period long anterior to the Christian Era.”
“Hiasan yang dipakai pada upacara Natal adalah warisan dari
adat agama penyembah berhala (paganisme) yang menghiasi rumah dan tempat
peribadatan mereka yang waktunya bertepatan dengan malam Natal
sekarang. Sedangkan pohon Natal berasal dari kebiasaan Mesir Kuno yang
masanya lama sekali sebelum lahirnya agama Kristen.”
Sungguh mengherankan sekali dan sekaligus memprihatinkan, ternyata
sebagian besar umat Kristiani tidak mengerti dan tidak menyadari tentang
sejarah perayaan Natal dan Pohon Terang.
Mereka begitu antusias menambut kedatangan hari Natal, bahkan jauh
jauh hari sebelumnya mereka sudah mempersiapkan dengan biaya yang
begitu besar dalam menyambut hari kelahiran Tuhan mereka. Padahal
merayakan Natal dengan Pohon Terang samasekali tidak punya dasar atau
dalil didalam kitab suci mereka sendiri. Para Pendeta dan Pastur
diseluruh dunia bahkan Uskup dan Paus, jika ditanya tentang Natal dan
Pohon Terang, pasti akan mengakui bahwa memang tidak ada dalil dan
ajaran dalam Alkitab bahwa Yesus lahir pada tanggal 25 Desember dan
tidak ada satu ayatpun tertulis didalam Alkitab (Bible) yang
memerintahkan untuk merayakannya.
Kata Bibel / Alkitab tentang Pohon Natal
“Beginilah firman Tuhan: “Janganlah biasakan dirimu
dengan tingkah langkah bangsa-bangsa, janganlah gentar terhadap
tanda-tanda di langit, sekalipun bangsabangsa gentar terhadapnya. Sebab
yang disegani bangsa-bangsa adaIah kesia-siaan. Bukankah berhala itu
pohon kayu yang ditebang orang dari hutan, yang dikerjakan dengan pahat
oleh tangan tukang kayu? Orang memperindahnya dengan emas dan perak;
orang memperkuatnya dengan paku dan palu, supaya jangan goyang. Berhala
itu sama seperti orang-orangan di kebun mentimun, tidak dapat berbicara;
orang harus mengangkatnya, sebab tidak dapat melangkah. Janganlah
takut kepadanya, sebab berhala itu tidak dapat berbuat jahat, dan
berbuat baik pun tidak dapat. ” Tidak ada yang sama seperti Engkau, ya
Tuhan! Engkau besar dan nama-Mu besar oleh keperkasaan. ” (Yeremia
10:2-6)
Ayat-ayat Alkitab tersebut jelas sekali mengatakan bahwa Pohon Terang
adalah upacara penyembahan berhala yang tidak bisa berbicara, tidak
bisa berbuat jahat dan tidak bisa juga berbuat baik. Tetapi kenapa masih
saja disembah oleh sebagian besar umat Kristiani? Jawabnya karena
mereka tidak mengerti kandungan kitab sucinya, dan hanya ikut-ikutan apa kata pemimpin agama mereka. Tidak
mereka sadari bahwa justru mereka bukan pengikut Yesus yang setia.
Pengikut Yesus (Isa) yang sebenarnya adalah ummat Islam!
Apakah Natal Memuliakan Yesus?
“Maka hati-hatilah, supaya jangan engkau kena jerat dan
mengikuti mereka, setelah mereka dipunahkan dari hadapanmu, dan supaya
jangan engkau menanya-nanya tentang tuhan mereka dengan berkata:
Bagaimana bangsa-bangsa ini beribadah kepada illah mereka? Aku pun mau
berlaku begitu. Jangan engkau berbuat seperti itu terhadap Tuhan,
Allahmu; sebab segala yang menjadi kekejian bagi Tuhan, apa yang
dibenci-Nya, itulah yang dilakukan mereka bagi illah mereka; bahkan
anak-anaknya lelaki dan anak-anaknya perempuan dibakar mereka dengan api
bagi illah mereka. (32) Segala yang kuperintahkan kepadamu haruslah
kamu Iakukan dengan setia, janganlah engkau menambahinya ataupun
menguranginya. ” (Ulangan 12:30-32)
“Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal
hatinya jauh dari pada-Ku. Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan
ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia.”(Matius 19:8-9)
“Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran
yang mereka ajarkan ialah perin!ah manusia. Perintah Allah kamu abaikan
untuk berpegang pada adat istiadat manusia. ” (Markus 7: 7-8)
Merayakan Natal = Melestarikan Kebohongan dan Pemborosan
Menjelang Natal akan bermunculan berbagai iklan di toko-toko, koran,
majalah dlsb. Jutaan dolar dan miliaran rupiah dihamburkan untuk promosi
berbagai barang dagangan untuk keperluan Natalan. Semuanya dikemas
sedemikian rupa sehingga tampak seperti “Malaikat Pembawa Terang”,
padahal tanpa mereka sadari ajaran Yesus mereka telantarkan, karena yang
mereka rayakan adalah tradisi ajaran agama kafir kuno, bukan perintah
Tuhan ataupun Yesus
“Bukan setiap orang yang berseru kepadaKu: Tuhan, Tuhan!
akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan
kehendak Bapaku yang di sorga. Pada hari terakhir banyak orang akan
berseru kepadaku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu,
dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi
nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka
dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu
sekalian pembuat kejahatan!” (Matius 7:21-23)
“Percuma mereka beribadah kepada-Ku. sedangkan ajaran
yang mereka ajarkan ialah perintah manusia. Perintah Allah kamu abaikan
untuk berpegang pada adat istiadat manusia.” (Markus 7: 7-8)
“Melihat itu murid-murid gusar dan berkata: “Untuk apa
pemborosan ini? Sebab minyak itu dapat dijual dengan mahal dan uangnya
dapat diberikan kepada orang-orang miskin.” (Matius 26:8-9)
Dari penjelasan sejarah Natal ini, jelaslah bahwa Natal itu bukan ajaran Yesus.
Yesus seumur hidupnya tidak pernah sekalipun menyuruh merayakan Natal bagi dirinya. Merayakan
dirinya sebagai seorang Nabi atau Rasul saja beliau tidak pernah
ajarkan, apalagi menyuruh merayakan kelahirannya sebagai Tuhan!! Tidak
ada satu dalilpun dalam Alkitab menyatakan Yesus lahir tanggal 25
Desember. Pendeta, Pastur bahkan Paus di Roma-pun mengakui bahwa Natal
bukan ajaran gereja. Oleh sebab itu jika ada umat Kristiani atau
siapapun yang bisa menunjukkan dalilnya dalam Alkitab Yesus lahir pada
tanggal 25 Desember, kami sediakan juga hadiah uang tunai Rp. 10.000.000.- (sepuluh juta rupiah) untuk satu pertanyaan ini pula.
Dalam pandangan Islam, haram hukumnya bila ikut-ikutan merayakan
Natal. Jangankan umat Islam, bagi umat Kristiani pada dasarnya sama
sekali tidak punya satu dalilpun merayakan Natal. Umat Islam yang
merayakan Maulid Nabi Muhammad saw. itupun tidak ada Qur’an dan
Sunnahnya, apalagi merayakan Natal. Merayakan Natal sama saja merayakan “kelahiran Tuhan,” padahal dalam pandangan Islam, Tuhan tidak lahir dan tidak pula dilahirkan.
Jika Umat Kristiani merayakan Natal hanya sebatas Yesus sebagai
seorang Nabi atau Rasul atau seorang Utusan Tuhan, itu masih bisa
dipahami. Tetapi umat Kristiani merayakan hari Natal, bukan sebagai hari
kelahiran Yesus sebagai seorang Nabi, Rasul atau Utusan Tuhan, tetapi
sebagai hari kelahiran Yesus sebagai “Anak Tuhan” atau “Anak Allah“.
Haram hukumnya menurut pandangan Islam karena berdasarkan Al Qur`an, Yesus bukan Tuhan dan Tuhan tidak punya anak.
بَدِيعُ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضِۖ أَنَّىٰ يَكُونُ لَهُ ۥ وَلَدٌ۬
وَلَمۡ تَكُن لَّهُ ۥ صَـٰحِبَةٌ۬ۖ وَخَلَقَ كُلَّ شَىۡءٍ۬ۖ وَهُوَ
بِكُلِّ شَىۡءٍ عَلِيمٌ۬
“(Dia) pencipta langit dan bumi, bagaimana Dia mempunyai
anak padahal Dia tidak mempunyai istri. Dia menciptakan segala sesuatu,
dan Dia mengetahui seala sesuatu. ” (Qs 6 Al anaam 101 )
Bahkan dalam ayat lain Allah wahyukan kepada Rasul-Nya Muhammad saw,
bahwa jika Dia mempunyai anak benaran, maka orang yang mula-mula akan
menyembah anak itu adalah Rasul-Nya yaitu Muhammad saw.
قُلۡ إِن كَانَ لِلرَّحۡمَـٰنِ وَلَدٌ۬ فَأَنَا۟ أَوَّلُ ٱلۡعَـٰبِدِينَ
“Katakanlah, “Jika Yang Maha Pengasih itu mempunyai anak, maka akulah orang yang mula-mula menyembahnya,” (Qs 43 Az Zuhkruf 81).
Bahkan dalam ayat lain Allah peringatkan kepada mereka (Yahudi dan Nashara) bahwa tidak benar Dia mempunyai anak!
قَالُواْ ٱتَّخَذَ ٱللَّهُ وَلَدً۬اۗ سُبۡحَـٰنَهُ ۥۖ هُوَ
ٱلۡغَنِىُّۖ لَهُ ۥ مَا فِى ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَمَا فِى ٱلۡأَرۡضِۚ إِنۡ
عِندَڪُم مِّن سُلۡطَـٰنِۭ بِہَـٰذَآۚ أَتَقُولُونَ عَلَى ٱللَّهِ مَا لَا
تَعۡلَمُونَ
“Mereka (Yahudi dan Nashari) berkata, “Allah mempunyai
anak.” Allah Mahasuci, Dialah Yang Maha Kaya, bagi-Nya apa-apa yang di
langit dan di bumi; tidak ada alasan bagi kamu tentang itu. Apakah kamu
berkata terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui?”(10 Yunus : 68)
بِسۡمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ
قُلۡ هُوَ ٱللَّهُ أَحَدٌ (١) ٱللَّهُ ٱلصَّمَدُ (٢) لَمۡ يَلِدۡ
وَلَمۡ يُولَدۡ (٣) وَلَمۡ يَكُن لَّهُ ۥ ڪُفُوًا أَحَدٌ (٤)
“Katakanlah, “Dia-lah Allah yang maha Esa. Allah tempat
meminta. Dia tidak beranak dan tidak (pula.) diperanakkan, dan tidak ada
seorangpun yang setara dengan-Nya”. (Qs 112 Al lkhlash 1-4)
Ane dalam satu forum perdebatan agama dgn seorang ulama dan pengikutnya.
BalasHapusDengan sombongnya mengajukan pertanyaan seperti judul artikel diatas (ajaran si Zakir Naik).
Ya, keyakinan Muslim bahwa Kristen pasti mati kutu dan tidak bisa jawab!
Dan ternyata, ane bisa Jawab yg membuat si Ulama dan Pengikutnya mati kutu!
Jawabannya sederhana...
Jika pak haji bisa membuat pertanyaan sekaligus menyebutkan pernyataan bahwa "mana dalil & perintah" merayakan Natal 25 Desember.
Adakah konsekuensi atau pelanggaran thdp hukum TUHAN yg tercatat di dalam Alkitab, apabila umat Kristen merayakan Natal pada tanggal 25 Desember?
Silahkan pak haji dan hadirin baca berulang2 keseluruhan pasal dan ayat di dalam Alkitab, adakah konsekuensinya atau dosanya?
Reaksinya cukup mencengangkan! Tidak ada satu orangpun yg bisa menjawabnya!
Seperti kata kitab Amsal, jawablah orang bebal menurut kebodohannya!
Baca :
Amsal 26:5 (TB) Jawablah orang bebal menurut kebodohannya, supaya jangan ia menganggap dirinya bijak.
Yes!! Kata2 terakhir topik ini di forum debat agama dari ane yg membuat muslim2 dan ulama sombong.
Jangan meminta seseorang untuk menangkap angin dan memberi pengetahuan mengenai warna angin!
Ataupun dapatkah jika saya menuntut meminta para hadirin dan ulama disini untuk menunjukkan rupa dan menghadirkan TUHAN di tempat ini?
Kesimpulan dari saya untuk pertanyaan sekaligus pernyataan topik ini.
Natal adalah Anugerah TUHAN bagi Umat Kristen untuk merayakan dan memperingati hari kelahiran Yesus yg dipercaya sebagai TUHAN dan Juruselamat dunia.
Sama seperti TUHAN menganugerahkan Udara untuk dapat dinikmati dan dihirup sebebas dan semampu yg makhluk hidup dan manusia lakukan.
Halleluya...Puji Nama TUHAN.....
Kristolog2 muslim, sangat2 membaca ayat2 Alkitab.
BalasHapusAda satu yg menarik dari tulisan artikel di atas....
Simak!
Kata Bibel / Alkitab tentang Pohon Natal:
".........Bukankah berhala itu pohon kayu yang ditebang orang dari hutan, yang dikerjakan dengan pahat oleh tangan tukang kayu? Orang memperindahnya dengan emas dan perak; orang memperkuatnya dengan paku dan palu, supaya jangan goyang........ "
(Yeremia 10:3-4).
Para Kristolog Muslim menggunakan "pembenaran cocokmologi" yg menyatakan bahwa Pohon Natal adalah Berhala?
Mengapa merek tidak membaca secara detail?
1. Adakah Pohon Natal setelah ditebang lalu di pahat menyerupai sesuatu?
2. Adakah Pohon Natal sebagai objek penyembahan?
Di ayat2 berikutnya di dalam Pasal yg sama, menjelaskan bahwa Berhala itu adalah membuat patung2 untuk dipuja dan disembah layaknya Tuhan.
Menariknya....
Jika para Kristolog Muslim menafsirkan ayat Yeremia seperti itu, bagaimana dengan Ka'bah??
Bukankah Ka'bah juga buatan tangan manusia? Yg dihiasi dengan penutup kain bersulam emas? dan menjadi sentral atau pusat penyembahan?
itulah yg disebut BEBAL!!